Munarman Ancam Lawan Bila Dipecat dari YLBHI
Perlawanan menjadi pilihan yang akan diambil oleh Ketua Dewan Pengurus YLBHI
Munarman bila diberhentikan dari jabatannya. Munarman bahkan bersikeras tidak
akan mundur bila alasannya adalah keterlibatannya menjadi tokoh Hizbut Tahrir
Indonesia (HTI).
"Kalau diberhentikan saya akan melakukan perlawanan,"
ujar Munarman saat dihubungi detikcom, Kamis (6/4/2006).
Namun
sayangnya, Munarman enggan menjelaskan bentuk perlawanan apa yang akan dia
lakukan. Ia juga mengatakan bahwa tudingan dirinya sebagai pimpinan atau tokoh
HTI tidah benar, apalagi masuk dalam struktur organisasi
tersebut.
"Saya bukan pimpinan, saya tidak masuk dalam struktur, bahwa
saya berkawan dengan orang-orang HTI itu iya," katanya.
Munarman juga
menjelaskan adanya spanduk yang dipampang di Jalan BDN II Cilandak, Jakarta
Selatan yang memuat foto dirinya dan bertuliskan "Munarman: Sistem Khilafah
Menjadi Jawaban Atas Seluruh Problematika Saat Ini Muncul. Saatnya Khilafah
Memimpin Dunia." Dikatakannya, spanduk itu merupakan hasil wawancara dengan
majalah Al Wa'ie terbitan bulan Maret 2006.
"Saya ditanya apakah sistem
khilafah bisa jadi pemecah masalah di Indonesia, saya jawab sebagai sebuah
alternatif sistem itu bisa memecahkan masalah," imbuhnya.
Landasan
pemberhentian itu, menurut Munarman sangat mengada-ada. Ia malah mencurigai
pemecatan itu karena penolakannya atas sumbangan Tommy Winata senilai kurang
lebih Rp 100-200 juta pada saat malam penggalangan dana YLBHI pada awal tahun
2006.
"Tapi kalau dewan pembina YLBHI memecat karena alasan itu, dewan
pembina khawatir kalau Munarman malah menjadi pahlawan, maka dicari-cari
alasan lain," tandasnya.
Munarman dianggap telah menjadi tokoh dalam
HTI karena ia terlihat dalam aksi unjuk rasa bersama 10.000 orang HTI dan
Front Pembela Islam (FPI) di depan Kedutaan Besar AS pada 22 Maret lalu. Dalam
unjuk rasa itu terlihat pula sejumlah tokoh HTI lainnya